Apabila ada najis maka shalatnya tidak sah.
Jenis-jenis najis :
1. Najis ringan (Mukhaffafah)
: air kencing bayi laki-laki 2 tahun kebawah, yg hanya diberi ASI.
Cara
membersihkan: cukup diperciki dengan air pada tempat najis itu
2. Najis sedang (Mutawassithah)
:
a. Kotoran yang keluar dari kubul atau dubur
manusia atau hewan, kecuali air mani
b. Bangkai (kecuali ikan dan belalang)
Dari Abdullah bin
‘Abbas,
إِذَا دُبِغَ
الإِهَابُ فَقَدْ طَهُرَ
“Apabila kulit bangkai tersebut disamak, maka
dia telah suci.” (HR. Abu Dawud no 385)
- Tulang, gigi, kuku, rambut, bulu
bukan termasuk bangkai yg najis.
وَقَالَ حَمَّادٌ
لاَ بَأْسَ بِرِيشِ الْمَيْتَةِ . وَقَالَ الزُّهْرِىُّ فِى عِظَامِ الْمَوْتَى
نَحْوَ الْفِيلِ وَغَيْرِهِ أَدْرَكْتُ نَاسًا مِنْ سَلَفِ الْعُلَمَاءِ
يَمْتَشِطُونَ بِهَا ، وَيَدَّهِنُونَ فِيهَا ، لاَ يَرَوْنَ بِهِ بَأْسًا
“Hammad mengatakan bahwa bulu bangkai
tidaklah mengapa (yaitu tidak najis). Az Zuhri mengatakan tentang tulang
bangkai dari gajah dan semacamnya, ‘Aku menemukan beberapa ulama salaf menyisir
rambut dan berminyak dengan menggunakan tulang tersebut. Mereka tidaklah
menganggapnya najis hal ini’.” (HR. Bukhari)
c. Air susu hewan yang diharamkan
memakannya, seperti susu babi, susu anjing, susu kucing, dll.
d. Khamr bukan najis
Dari Ibnu ‘Abbas
bahwa seorang laki-laki menghadiahkan sebuah wadah berisi khamr kepada
Rasulullah Rasulullah s.a.w., lalu beliau berkata: “Tidakkah engkau mengetahui bahwa khamr telah diharamkan?” Kemudian
ada seseorang yg membisiki laki2 tersebut utk menjualnya. Maka Rasulullah
bersabda: ”Sesungguh Dzat Yang
mengharamkan untuk meminum juga mengharamkan utk menjualnya.” Kemudian Ibnu
‘Abbas berkata: “Maka lelaki itu membuka wadah khamr tersebut dan menumpahkan isi nya
hingga habis.” Kejadian ini disaksikan oleh Rasulullah dan beliau tdk
memerintahkan kepada kami utk mencuci
wadah tersebut.” (H.R. Muslim )
e. Darah haidh
Dari Asma’ binti
Abi Bakr, beliau berkata, “Seorang wanita pernah mendatangi Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam kemudian berkata,
إِحْدَانَا
يُصِيبُ ثَوْبَهَا مِنْ دَمِ الْحَيْضَةِ كَيْفَ تَصْنَعُ بِهِ
“Di antara kami
ada yang bajunya terkena darah haidh. Apa yang harus kami perbuat?”
Beliau
shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,
تَحُتُّهُ ثُمَّ
تَقْرُصُهُ بِالْمَاءِ ثُمَّ تَنْضَحُهُ ثُمَّ تُصَلِّى فِيهِ
“Gosok dan
keriklah pakaian tersebut dengan air, lalu percikilah. Kemudian shalatlah
dengannya.” (HR. Bukhari no. 227)
Cara membersihkan:
dibasuh 1 s/d 3 kali dengan air bersih hingga hilang benar najisnya (hilang
rasa, bau dan warnanya)
3. Najis Berat (Mughallazhah) : Air liur anjing, air liur
babi.
Cara membersihkan: dibasuh sebanyak 7 kali dan salah satu
diantaranya dengan air yang bercampur tanah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar