Jumat, 09 Oktober 2015

Fiqh Berjamaah



Berikut ini ibadah-ibadah yang tidak bisa dilakukan, melainkan ada orang lain atau makhluk lain yang terlibat.

1. Shalat Jama'ah 5 waktu.
Tidak bisa dilakukan hanya seorang diri. Minimal ada 2 unsur, yaitu: imam, dan makmum.

2. Shalat Jum'at.
Minimal ada 2 unsur: imam/khatib, makmum.

3. Shalat Jenazah.
Tidak bisa dilakukan seorang diri, minimal ada orang yang shalat, dan jenazah yang akan disholati (2 unsur). Meskipun sudah meninggal tetap dihitung sebagai orang lain.

4. Shalat ghaib.
Minimal ada orang yang shalat, dan jenazah/mayit di seberang sana (lokasi yang berjarak jauh). Meskipun tidak melihat, namun orang yang shalat meyakini bahwa jenazah/mayit-nya ada. Jadi ada 2 unsur.

5. Shalat Istisqo' (shalat minta hujan)
Minimal ada imam/khatib, dan makmum.

6. Umrah atau haji bagi orang yang pertama kali.
Di dalam rukun umrah, ada tahallul (mencukur rambut). Tahallul bisa dilakukan oleh orang yang sudah pernah umrah. Jadi orang yang baru pertama kali umrah membutuhkan orang yang sudah pernah umrah untuk men-tahallul-nya.

7. Zakat
Zakat tidak bisa dilakukan sendiri. Minimal ada 2 unsur, yaitu orang yang membayar zakat (muzakki), dan amil (orang yg menerima dan menyalurkan zakat). Atau bisa juga langsung diserahkan kepada mustahiq (orang yang berhak menerima zakat).
Hal ini juga berlaku untuk infaq dan sedekah.

8. Akad Nikah
Akad nikah tidak bisa dilakukan seorang diri. Harus ada pasangan yang akan dinikahinya.
Selanjutnya harus ada: wali, dan 2 orang saksi laki-laki. Jadi semuanya ada 5 unsur.

9. Jima' (hubungan suami istri).
Tidak bisa dilakukan seorang diri. Harus ada suami dan istri, tidak boleh lebih (2 unsur).

10. Qurban Idul Adha.
Minimal harus ada pequrban (orang yang berqurban) dan dhuafa yang menerima daging qurban. Karena syarat sahnya qurban adalah harus diberikan kepada dhufa. Meskipun sunnahnya 1/3, namun tidak mesti segitu, bisa berapa saja. Yang penting harus ada bagian yang diberikan. Jadi ada 2 unsur.

11. Jual beli.
Jual beli asal hukumnya mubah. Namun, tetap harus mengikuti syariah. Tidak boleh melanggar larangan-Nya. Dalam jual beli minimal ada 2 unsur yang terlibat, yaitu: orang yang menjual, dan orang yang membeli.
Hal ini juga berlaku untuk bidang perekonomian yang lain : sewa-menyewa, peminjaman, asuransi syariah, investasi, hibah, faraidh (warisan), jasa.

12. Pelaksanaan hukum hudud.
Hukum hudud, misalnya qishosh, potong tangan.
Seseorang bisa saja mengadili dirinya sendiri, misalnya seorang hakim. Kalau tidak ada hakim yang lain. Tapi lucu juga, mengadili diri sendiri, sarat kepentingan.
Namun untuk menjadi hakim diperlukan pengakuan dari pemerintah setempat yang berkuasa. Sedangkan pemerintahan bisa ada, karena ada rakyat yang diperintahnya, minimal satu orang rakyat. Hakim bisa saja dirangkap oleh pemerintah (pemimpin). Jadi hal ini berhubungan dengan pemerintahan dalam islam, yang akan dibahas dalam bab tersendiri. Jadi dasarnya tetap ada minimal 2 unsur, yaitu: pemerintah, dan orang yang diperintah untuk melaksanakan hukum hudud.

13. Kajian / menuntut ilmu bagi pemula
Seseorang yang ingin belajar ilmu dasar, misal tentang keislaman, membutuhkan seorang guru (murabbi). Jadi minimal ada 2 unsur, yaitu murid, dan guru. Seseorang yang membaca buku ilmu dasar pun juga terdiri dari 2 unsur, yaitu orang yang membaca. Dan buku yang ditulis orang lain, karena pembaca tersebut belum memiliki ilmunya.
Suatu saat, kalau sudah mahir, seseorang bisa belajar tanpa guru (otodidak).

14. Tilawah (membaca al-Quran)
Kelihatannya, tilawah hanya satu unsur saja yang terlibat. Padahal esensinya ada dua unsur, yaitu orang yang tilawah, dan mushaf yang berasal dari Allah SWT. Karena memang orang nggak bisa dan nggak boleh mengarang Quran sendiri. Namun ini bentuk jamaah yang khusus, karena ada Allah didalam unsurnya secara langsung. Itulah hebatnya ibadah membaca al-Quran.

15. Dakwah / Amar ma'ruf nahi munkar
Minimal ada 2 unsur yang terlibat, ada da'i (orang yang berdakwah), dan mad'u (objek dakwah). Demikian juga ada orang yang melaksanakan nahi munkar, dan orang yang dicegah melakukan kemunkaran.

16. Mendidik anak
Ada 2 unsur, orang tua (misal ibu), dan anak yang dididik. Kalau nggak ada anaknya, berarti bukan mendidik anak.



Selanjutnya, ibadah yang bisa dilakukan sendiri, namun akan lebih baik jika dilakukan bersama-sama (berjama'ah).

1. Membangun mesjid.
Seseorang bisa membangun mesjid seorang diri, namun akan lebih baik, lebih cepat, dan lebih rapih jika dikerjakan secara berjama'ah.
Hal ini juga berlaku untuk pembangunan lainnya yang bermanfaat, seperti jalan raya, rumah, dan lain-lain.

2. Pekerjaan keprofesian.
Misal programmer, akan lebih baik jika dikerjakan berjama'ah bersama programmer yang lain.
Tukang bangungan, dia membutuhkan kenek untuk membantu pekerjaannya membuat rumah. Dalam kondisi tertentu dia membutuhkan tukang bangunan lain untuk menyelesaikan pekerjaannya.

3. Membina keluarga
Keluarga adalah unsur terkecil dalam masyarakat. Sebuah keluarga bisa saja terdiri dari satu orang saja. Namun alangkah lebih baik jika lebih dari 1 orang.
Dalam mengerjakan pembinaan keluarga alangkah lebih baiknya jika dikerjakan bersama-sama, tidak hanya ayah saja, tapi dibantu juga dengan ibu, dan anak-anaknya. Bisa dilakukan pembagian tugas.
Contoh pekerjaannya: mencari nafkah, belajar ilmu, membersihkan rumah, memasak, mencuci baju, dll.
Untuk unsur yang terkecil saja membutuhkan kebersamaan, apalagi yang lebih besar, seperti: RT, RW, kelurahan, dan seterusnya.

4. Dakwah / amar ma'ruf nahi munkar
Berdakwah bisa saja dilakukan seorang diri, namun alangkah lebih baiknya jika dikerjakan secara berjama'ah. Apalagi jika objek dakwahnya banyak sekali.

5. Menegakkan hukum hudud / syariat Islam.
Seseorang bisa saja menegakkan hukum syariat seorang sendiri, namun alangkah lebih baiknya jika berjamaah.

6. Jihad
Jihad terutama jihad qital, karena terminologi dalam Quran, makna utama jihad adalah berperang di jalan Allah. Bisa saja seseorang berjihad seorang sendiri melawan musuh, seperti Rambo. Namun alangkah lebih baik jika berjamaah.

Untuk nomor 4, 5 dan 6, juga akan lebih baik lagi jika dikerjakan secara terorganisir. Jadi tujuan akan lebih cepat tercapai. Ada bentuk organisasinya, baik itu organisasi zhahir atau organisasi bayangan. Lebih hebat lagi jika organisasi tersebut bukan hanya skala 1 RT saja, melainkan seluruh dunia.

Rabu, 01 April 2015

ADAB DI DALAM MASJID


1. Berpakaian indah 
يَا بَنِي آدَمَ خُذُواْ زِينَتَكُمْ عِندَ كُلِّ مَسْجِدٍ
“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah setiap (memasuki) masjid” (QS. AI-A’raf: 31.)

2. Menghindari Makanan Tidak Sedap Baunya
Dari Jabir radhiallahu’anhu bahwasanya Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda, “Barang siapa yang memakan dari tanaman ini (sejenis bawang dan semisalnya), maka janganlah ia mendekati masjid kami, karena sesungguhnya malaikat   terganggu   dengan   bau   tersebut, sebagaimana manusia” (HR. Bukhari no. 854 dan Muslim no. 1 564)

3. Ketika Masuk Masjid Berdoa dan Mendahulukan Kaki Kanan

4. Shalat Tahiyatul Masjid
إِذَا دَخَلَ أَحَدُكُمْ الْمَسْجِدَ فَلْيَرْكَعْ رَكْعَتَيْنِ قَبْلَ أَنْ يَجْلِ
 “Jika salah seorang dari kalian masuk masjid, maka hendaklah dia shalat dua rakaat sebelum dia duduk”  (HR. Tirmidzi no. 3426 dan Abu Dawud no. 5095.)

5. Menunggu Sholat dengan berdzikir dan berdoa
Imam Ibnu Qudamah rahimahullah berkata, “Setelah shalat dua rakaat hendaknya orang yang shalat untuk duduk menghadap kiblat dengan menyibukkan diri berdzikir kepada Allah, berdoa, membaca Alquran, atau diam dan janganlah ia membicarakan masalah duniawi belaka” (AI-Mughni karangan Ibnu Qudamah رحمه االه jilid 2 halaman 119)

“Apabila seseorang memasuki masjid, maka dia dihitung berada dalam shalat selama shalat tersebut yang menahannya (di dalam masjid), dan para malaikat berdoa kepada salah seorang di antara kalian selama dia berada pada tempat shalatnya, Mereka mengatakan, “Ya Allah, curahkanlah rahmat kepadanya, ya Allah ampunilah dirinya selama dia tidak menyakiti orang lain dan tidak berhadats” (HR Bukhari no 176 Muslim no 649)

4. Berpindah tempat ketika mengantuk
 “Jika salah seorang di antara kalian mengantuk, saat berada di masjid, maka hendaknya ia berpindah dari tempat duduknya ke tempat lain” (HR Abu Dawud no 1119 )

5. Larangan keluar Mesjid setelah adzan
Riwayat dari Abu as Sya’tsaa radhiallahu’anhu, beliau berkata
“Kami pernah duduk bersama Abu Hurairah dalam sebuah masjid. Kemudian muazin mengumandangkan azan. Lalu ada seorang laki-laki yang berdiri kemudian keluar masjid. Abu Hurairah melihat hal tersebut kemudian beliau berkata, “Perbuatan orang tersebut termasuk bermaksiat terhadap Abul Qasim (Nabi Muhammad) Shallallahu’alaihi Wasallam” (HR. Muslim no 655)

6. Larangan mencari benda hilang di Mesjid
Sabda Rasululllah Shallallahu’alaihi Wasallam, “Barangsiapa mendengar seseorang mengumumkan barang yang hilang di dalam masjid, maka katakanlah, “Mudah-mudahan Allah tidak mengembalikannya kepadamu. Sesungguhnya masjid-masjid tidak dibangun untuk ini” (HR. Muslim dari Abu Hurairah ra)

7. Orang Junub dan Wanita Haidh tdk boleh masuk masjid
Dari Ummu ‘Athiyah dia berkata:
“Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan kepada kami untuk keluar rumah pada dua hari raya, termasuk remaja putri dan gadis pingitan, dan beliau memerintahkan wanita yang haid untuk menjauhi tempat shalat”. (Bukhari Muslim)

8. Larangan Jual Beli di Mesjid
RasulullahShallallahu’alaihi Wasallam bersabda, “apabila kalian melihat orang yang jual beli di dalam masjid maka katakanlah padanya, ‘Semoga Allah tidak memberi keuntungan dalam jual belimu!” (HR Tirmidzi no 1321)

9. Tidak mengeraskan suara, termasuk membaca Quran jika mengganggu orang lain
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda, “Ketahuilah, kalian semua sedang bermunajat kepada Allah, maka janganlah saling mengganggu satu sama lain. Janganlah kalian mengeraskan suara dalam membaca Alquran. Atau beliau berkata, “Dalam shalat” (HR Abu Daud no 1332 dan Ahmad no 430 )

10. Larangan berteriak dan bersuara keras di Mesjid
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Ketahuilah bahwa setiap kalian sedang bermunajat (berbisik-bisik) dengan Rabbnya. Maka dari itu, janganlah sebagian kalian menyakiti yang lain dan janganlah mengeraskan bacaan atas yang lain” (HR Ahmad, Abu Dawud, dan al-Hakim)

11. Larangan membawa senjata tajam, kecuali dengan menutupnya.
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda, “Apabila salah seorang di antara kalian lewat di dalam masjid atau pasar kami dengan membawa lembing, maka hendaklah ia memegang mata lembing itu dengan tangannya sehingga ia tidak melukai orang muslim” (HR Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Musa ra)

12. Larangan lewat di depan orang shalat
“Seandainya orang yang lewat di depan orang yang shalat  mengetahui (dosa) yang ditanggungnya, niscaya ia memilih untuk berhenti selama 40 (tahun), itu lebih baik baginya daripada lewat di depan orang yang sedang  shalat” (HR Bukhari no 510 dan Muslim no1132)

13. Keluar Mesjid dengan kaki kiri dan berdoa
إِذَا دَخَلَ أَحَدُكُمْ الْمَسْجِدَ فَلْيَقُلْ اللَّهُمَّ افْتَحْ لِي أَبْوَابَ رَحْمَتِكَ وَإِذَا خَرَجَ فَلْيَقُلْ اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ
“Jika salah seorang di antara kalian masuk masjid, maka hendaknya dia membaca, “Allahummaftahli abwaaba rahmatika” (Ya Allah, bukalah pintu-pintu rahmat-Mu). Dan apabila keluar, hendaknya dia mengucapkan, “Allahumma inni as-aluka min fadhlika (Ya Allah, aku meminta kurnia-Mu)”[59].






Senin, 02 Maret 2015

Menyia-nyiakan Waktu Shalat


"Maka, datanglah sesudah mereka pengganti (yang jelak) yang menyia-nyiakan salat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka kelak mereka akan menemui sesesatan. Kecuali orang-orang yang bertobat, beriman, dan beramal saleh." (QS. Maryam: 59--60).

Ibnu Abbas berkata, "Makna menyia-yiakan salat salat bukanlah meninggalkannya sama sekali, tetapi mengakhirkannya dari waktu yang seharusnya." [1]

----

"Maka, kecelakaanlah bagi orang-orang yang salat, (yaitu) orang-orang yang lupa akan salatnya." Al-Maa'uun: 4--5). Orang-orang lupa adalah orang-orang yang lalai dan meremehkan salat.

Sa'ad bin Abi Waqqash berkata, "Aku bertanya kepada Rasulullah saw. tentang orang-orang yang lupa akan salatnya. Beliau menjawab, yaitu mengakhirkan waktunya."
Mereka disebut orang-orang yang salat. Namun, ketika mereka meremehkan dan mengakhirkannya dari waktu yang seharusnya, mereka diancam dengan Wail, azab yang berat. Ada juga yang mengatakan bahwa Wail adalah sebuah lembah di neraka Jahanam, jika gunung-gunung yang ada dimasukkan ke sana niscaya akan meleleh semuanya karena sangat panasnya. Itulah tempat bagi orang-orang yang meremehkan salat dan mengakhirkannya dari waktunya. Kecuali, orang-orang yang bertobat kepada Allah Taala dan menyesal atas kelalaiannya.

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barang siapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang rugi. (Al-Munafiqun: 9).
Para mufasir menjelaskan, "Maksud mengingat Allah dalam ayat ini adalah salat lima waktu. Maka, barang siapa disibukkan oleh harta perniagaannya, kehidupan dunianya, sawah ladangnya, dan anak-anaknya dari mengerjakan salat pada waktunya, maka ia termasuk orang-orang yang merugi."
----

Umar bin Khattab berkata, "Sesungguhnya tidak ada tempat dalam Islam bagi yang menyia-nyiakan salat."Umar bin Khattab meriwayatkan, telah datang seseorang kepada Rasulullah saw. dan bertanya, "Wahai Rasulullah, amal dalam Islam apakah yang paling dicintai oleh Allah Taala?" Beliau menjawab, "Salat pada waktunya. Barang siapa meninggalkannya, sungguh ia tidak lagi memiliki agama lagi, dan salat itu tiangnya agama."
Kala Umar terluka karena tusukan, seseorang mengatakan, "Anda tetap ingin mengerjakan salat, wahai Amirul Mukminin?" "Ya, dan sungguh tidak ada tempat dalam Islam bagi yang menyia-nyiakan salat," jawabnya. Lalu, ia pun mengerjakan salat, meski dari lukanya mengalir darah yang cukup banyak.

Rasulullah saw. bersabda, "Barang siapa berjumpa dengan Allah dalam keadaan menyia-nyiakan salat, Dia tidak akan mempedulikan suatu kebaikan pun darinya."Ibnu Hazm berkata, "Tidak ada dosa yang lebih besar sesudah syirik, selain mengakhirkan salat dari waktunya dan membunuh seorang mukmin bukan dengan haknya."

Rasulullah saw. bersabda, "Apabila seorang hamba mengerjakan salat di awal waktu, salat itu--ia memiliki cahaya--akan naik ke langit sehingga sampai ke Arsy, lalu memohonkan ampunan bagi orang yang telah mengerjakannya, begitu seterusnya sampai hari kiamat. Salat itu berkata, 'Semoga Allah menjagamu sebagaimana kamu telah menjagaku.' Dan, apabila seorang hamba mengerjakan salat bukan pada waktunya, salat itu--ia memiliki kegelapan--akan naik ke langit. Sesampainya di sana ia akan dilipat seperti dilipatnya kain yang usang, lalu dipukulkan ke wajah orang yang telah mengerjakannya. Salat itu berkata, 'Semoga Allah menyia-nyiakanmu sebagaimana kamu telah menyia-nyiakanku'."






[1]. Kecuali Shalat Isya, karena waktu Shalat Isya sunnahnya di akhir waktu.

Minggu, 25 Januari 2015

SEJARAH PERAYAAN HARI ULANG TAHUN


1. FIRAUN MERAYAKAN HARI LAHIRNYA SETIAP TAHUN
Jauh ribuan tahun yang lalu, saat Firaun memakai mahkota untuk bangsa Mesir Kuno, masyarakat menganggapnya sebagai wujud Dewa bahkan Tuhan. Sehingga hari tersebut dianggap lebih penting dibanding kelahiran masyarakat biasa ke dunia. Tanggal kelahiran Firaun sebagai 'Dewa' tersebut terus dirayakan berulang kali setiap tahun.
Berdasarkan Alkitab , Kejadian 40:20-22 : ”Ternyata hari yang ketiga adalah hari lahir Firaun, ia mengadakan pesta . . . Maka dikembalikannya pengawas juru minuman pada kedudukannya sebagai juru minuman . . . Tetapi pengawas juru roti digantungnya.”[1]

2. BANGSA YUNANI MENAMBAHKAN KUE DAN LILIN
Bangsa Yunani percaya bahwa setiap orang mempunyai roh pelindung atau Daemon yang hadir pada setiap kelahirannya dan menjaga dia selama hidupnya. Roh ini mempunyai hubungan mistik dengan tuhan (dewa) yg hari kelahirannya sama dengan orang yg merayakan hari ulang tahun itu.
Bangsa Yunani biasa menggunakan kue untuk persembahan ke kuil Dewi Bulan, Artemis. Mereka menggunakan kue berbentuk bulat yang merepresentasikan bulan purnama. Kemudian meletakkan lilin-lin di atasnya karena membuat kue tsb terlihat terang seperti bulan.
Akhirnya bangsa Yunani melanjutkan tradisi ini, perayaan hari ulang tahun dgn membuat kue dan lilin di atasnya.
----
Awalnya Kristen tidak merayakan hari ulang tahun.
”Gagasan mengenai pesta hari ulang tahun sama sekali tidak ada dalam pikiran umat Kristen masa ini pada umumnya.”—The History of the Christian Religion and Church, During the Three First Centuries (New York, 1848)

3. BANGSA ROMAWI MERAYAKAN ULANG TAHUN
Karena pemikiran Bangsa Romawi banyak dipengaruhi oleh Bangsa Yunani (mereka belajar kepada bangsa Yunani), Bangsa Romawi pun mengikuti tradisi ini.


4. BANGSA JERMAN SEBAGAI UMAT KRISTIANI MULAI MERAYAKAN ULANG TAHUN
Pada abad ke-18, bangsa Jerman mulai merayakan ulang tahun. Adonan roti manis diberi bentuk bayi Yesus di kain lampin dan digunakan untuk memperingati hari ulang tahunnya. Ini kue ulang tahun khusus kemudian muncul kembali di Jerman sebagai Kinderfest atau perayaan ulang tahun seorang anak muda.
Orang Jerman terkenal sebagai orang yang ahli membuat lilin dan juga mulai membuat lilin-lilin kecil untuk kue mereka. Kue tsb biasanya dinamakan “Geburtstagorten”. Beberapa orang mengatakan bahwa lilin diletakkan dengan alasan keagamaan/religi. Beberapa orang jerman meletakan lilin besar di tengah-tengah kue mereka untuk menandakan “Terangnya Kehidupan” (Corwin,1986). Yang lainnya percaya bahwa asap dari lilin tersebut akan membawa pengharapan mereka ke surga. Mereka percaya bahwa meniup semua lilin yang ada dalam satu hembusan akan membawa nasib baik.


REFERENSI
[1] Alkitab, Kejadian 40:20-22 : “Setelah semuanya itu, juru minuman+ raja Mesir dan juru rotinya berdosa terhadap tuan mereka, raja Mesir.+ 2 Firaun marah kepada kedua pejabatnya itu,+ pengawas juru minuman dan pengawas juru roti.+ 3 Maka ia menjebloskan mereka ke dalam penjara di rumah kepala pasukan pengawal,+ ke dalam rumah tahanan+ tempat Yusuf ditahan. 4 Lalu kepala pasukan pengawal menugasi Yusuf untuk menyertai mereka agar dia melayani mereka;+ dan mereka terus berada dalam penjara selama beberapa waktu.
5 Kemudian keduanya mendapat mimpi,+ masing-masing dengan mimpinya sendiri pada malam yang sama,+ masing-masing dengan mimpinya yang mempunyai tafsirannya sendiri,+ juru minuman dan juru roti dari raja Mesir yang ditahan di rumah tahanan.+ 6 Pada waktu Yusuf datang menemui mereka pada pagi harinya dan melihat mereka, mereka tampak murung.+ 7 Maka dia bertanya kepada kedua pejabat Firaun yang dipenjara bersama dia di rumah majikannya, ”Mengapa mukamu suram hari ini?”+ 8 Jawab mereka kepadanya, ”Kami mendapat mimpi, tetapi tidak ada yang menafsirkannya untuk kami.” Maka Yusuf mengatakan kepada mereka, ”Bukankah penafsiran berasal dari Allah?+ Ceritakanlah kiranya mimpi itu kepadaku.”
9 Dan pengawas juru minuman itu pun menceritakan mimpinya kepada Yusuf dan mengatakan kepadanya, ”Dalam mimpiku tampak ada tanaman anggur di depanku. 10 Tanaman anggur itu mempunyai tiga ranting, dan tampaklah tanaman itu sedang bertunas.+ Bunga-bunganya muncul. Tandan-tandannya mengeluarkan anggur yang matang. 11 Dan cawan Firaun ada di tanganku, kemudian aku mengambil buah-buah anggur itu dan memerasnya ke dalam cawan Firaun.+ Setelah itu aku memberikan cawan tersebut ke tangan Firaun.”+ 12 Lalu Yusuf mengatakan kepadanya, ”Inilah tafsirannya:+ Ketiga ranting itu adalah tiga hari. 13 Dalam tiga hari dari sekarang, Firaun akan mengangkat kepalamu dan ia pasti akan mengembalikan engkau pada jabatanmu;+ engkau akan memberikan cawan ke tangan Firaun, seperti kebiasaan sebelumnya, sewaktu engkau melayani sebagai juru minumannya.+ 14 Akan tetapi, ingatlah aku segera setelah keadaanmu menjadi baik,+ dan tunjukkanlah kiranya kebaikan hati yang penuh kasih kepadaku dan sebutkanlah tentang aku kepada Firaun,+ dan keluarkanlah aku dari rumah ini. 15 Sebab aku sebenarnya diculik dari tanah orang Ibrani;+ dan di sini pun aku sama sekali tidak melakukan apa-apa yang membuat mereka harus memasukkan aku ke lubang penjara.”+
16 Sewaktu pengawas juru roti melihat bahwa Yusuf menafsirkan sesuatu yang baik, ia lalu mengatakan kepada Yusuf, ”Aku pun ada dalam mimpiku, dan tampak ada tiga keranjang berisi roti putih di atas kepalaku, 17 dan keranjang yang paling atas berisi berbagai macam makanan untuk Firaun,+ buatan juru roti, tetapi unggas+ memakannya dari keranjang di atas kepalaku itu.” 18 Lalu Yusuf menjawab dan berkata, ”Inilah tafsirannya:+ Ketiga keranjang itu adalah tiga hari. 19 Dalam tiga hari dari sekarang, Firaun akan mengangkat kepalamu dengan memenggalnya dan pasti akan menggantung engkau pada tiang;+ dan unggas akan memakan dagingmu.”+

20 Ternyata hari yang ketiga adalah hari lahir Firaun,+ ia mengadakan pesta untuk semua hambanya dan mengangkat kepala dari pengawas juru minuman dan kepala dari pengawas juru roti di tengah-tengah para hambanya.+ 21 Maka dikembalikannya pengawas juru minuman pada kedudukannya sebagai juru minuman,+ dan dia kembali memberikan cawan ke tangan Firaun. 22 Tetapi pengawas juru roti digantungnya,+ tepat seperti tafsiran yang Yusuf berikan kepada mereka.+ 23 Akan tetapi, pengawas juru minuman tidak mengingat Yusuf dan tetap melupakannya.”