Selasa, 17 Juni 2014

Keharmonisan Rumah Tangga Dakwah




Ikhwah wal akhawat rahimakumullah
Allah SWT berfirman : “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir”. (30: 21)

Ayat di atas menegaskan hakikat dan tujuan pembentukan keluarga, dan Allah menjadikannya sebagai bagian dari tanda-tanda kekuasaannya. Inti dari pembentukan keluarga adalah terjalinnya keluarga yang harmonis -sakinah (ketenangan hidup), mawaddah (saling mencintai) dan rahmah (saling mengasihi), sehingga mendatangkan ridho Allah SWT.

Keluarga merupakan pabrik pencetak generasi, yang dengannya masyarakat yang baik dan shalih akan terbentuk.

Namun kenyataannya, kebanyakan dari keluarga saat ini tidak lagi memainkan peran dan fungsinya dengan baik. Sehingga kalau hari ini kita mendapati banyak pemimpin yang zalim dan tidak amanah, pedagang yang tidak jujur, pendidik yang berakhlak buruk, pemuda yang menyimpang, kaum wanita yang mengumbar aurat, serta berbagai bentuk penyimpangan dalam aqidah dan ibadah; itu merupakan buah yang diperoleh karena telah hilangnya nilai-nilai Islam dalam banyak keluarga muslim.

Rasulullah SAW bersabda dalam salah satu hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a.:

كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ ،
"Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka kedua orang tuanyalah yang membentuk dia menjadi Yahudi, Nashrani atau majusi" (HR. Bukhari)

Hadits di atas dengan gamblang menjelaskan bahwa peran keluarga sangat besar dalam menanamkan nilai-nilai pada anggotanya. Keluargalah lingkungan pertama yang akan membentuk watak seseorang.

Ikhwan wa akhawat hafidzokumullah
Besarnya ihtimam (perhatian) Islam terhadap kehidupan keluarga menunjukkan pentingnya posisi dan peran keluarga. Islam menghendaki nilai-nilai dan ajaran Islam dapat ditegakkan dalam seluruh aspek kehidupan termasuk dalam kehidupan keluarga.

Setiap muslim yang hendak membentuk sebuah rumah tangga hendaknya memahami dengan benar tujuan berkeluarga. Ia juga harus mengetahui bagaimana proses pembentukan keluarga, termasuk bagaimana memilih pasangan hidup yang akan menemaninya dalam mengarungi bahtera rumah tangga.

Ikatan keluarga yang dibentuk oleh seorang muslim dan muslimah merupakan ikatan yang penuh dengan keberkahan. Dengannya, keduanya saling menghalalkan. Dengannya pula, keduanya memulai rihlah thawilah (perjalanan panjang), dalam suasana saling mencintai, menyayangi dan menghargai.

Dengan ikatan ini, lahirlah rasa tentram dan tenang serta kebahagiaan hidup yang saling memahami, tolong-menolong dan nasihat-menasehati. Dan dari sinilah, terbentuk sebuah keluarga muslim yang harmonis yang kelak menjadi labinah (batu bata) yang kokoh bagi terbentuknya masyarakat muslim.

Ikhwah wa akhawat ad-daiyah
Sebagai keluarga dakwah, kita adalah cermin bagi keluarga di sekitar kita. Kita adalah teladan bagi keluarga madu di sekeliling kita. Keharmonisan keluarga kita menjadi sorotan utama melebihi pelajaran taklim dan materi dakwah yang kita sampaikan kepada mereka.

Karena itu, perhatikanlah beberapa karakteristik berikut ini yang harus terwujud dalam sebuah keluarga muslim yang harmonis.

Pertama, dirikanlah keluarga di atas landasan Ibadah kepada Allah SWT

Seluruh proses berkeluarga yang dimulai dari niat membentuk keluarga, memilih pasangan, pelaksanaan aqad nikah dan walimah serta seluruh interaksi yang terjadi setelahnya, hendaknya dibingkai dengan tujuan untuk beribadah kepada Allah dan untuk mengharapkan ridho-Nya. Hindarilah semua perbuatan yang melanggar syariat Allah SWT dan petunjuk Rasulullah SAW. Dengan demikian, berumahtangga bagi seorang mukmin ialah untuk melaksanakan penghambaan diri kepada Allah. Bukan sebaliknya, menghalanginya dari tugas utama tersebut.

Kedua, terapkanlah Islam secara kaaffah dan tegakkan nilai-nilai Al-Quran dan sunnah Rasulullah dalam segala urusan rumah tangga.

Usahakanlah semaksimal mungkin, keluarga yang kita bina adalah laboratorium pertama dan utama dalam penerapan syariat Islam: dalam hubungan antara suami isteri, hubungan orang tua dengan anak-anak, maupun hubungan anggota keluarga dengan kerabat dan masyarakatnya.

Ketiga, hidupkanlah suasana amar maruf nahi munkar dan nasihat menasehati.

Keluarga muslim merupakan keluarga yang di dalamnya berhimpun individu-individu yang berkumpul karena Allah SWT, saling mengajak kepada ketaatan dan ketakwaan kepada-Nya, saling menyuruh kepada yang baik dan mencegah dari yang mungkar.

Dari situlah, pembiasaan amar maruf nahi mungkar yang diterapkan dalam keluarga selanjutnya diperluas dan diterapkan kepada tetangga serta masyarakat sekitarnya. Hal ini dilaksanakan sebagai wujud tanggungjawab menebar kebaikan dan menyebarkan nilai-nilai Islam di tengah-tengah masyarakat.

Keempat, wujudkan suasana kasih sayang dalam keluarga
  
Dalam surah ar-Rum ayat 21, Allah SWT berfirman: "Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri daripada jenismu supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antara kamu rasa mawaddah dan rahmat. Sesungguhnya pada yang demikian benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berftkir. "

lbnu Abbas mengatakan, "Mawaddah adalah cinta kasih seorang suami kepada isterinya, dan rahmah adalah kasih sayang seorang suami agar isterinya jangan sampai menderita atau mengalami kesusahan."

Suasana rumahtangga yang dibina di atas dasar cinta dan kasih sayang yang suci ini akan menenteramkan dan memberi ketenangan kepada jiwa. Dalam hal ini tiada contoh yang lebih baik dan tepat daripada rumah tangga Rasuluillah SAW yang dibina bersama dengan Ummul Muminin Khadijah dan Ummahatul Muminin lainnya.

Kelima, bergaullah dalam keluarga atas dasar Al-Muasyaroh bil Maruf
Al-Muasyaroh bil Maruf ialah: Pergaulan dan hidup bersama secara baik yang diridhai Allah. Tidak dikatakan sesuatu itu maruf melainkan ia baik dan diridhai Allah serta jauh pula dari kemungkaran, kemaksiatan, penganiayaan, kedzaliman dan sebagainya.
Karena itu, pergaulan suami isteri hendaklah didasarkan atas tujuan meraih keridhaan Allah, serta semata-mata mengharapkan balasan dari-Nya. Manakala pendidikan dan bimbingan kepada isteri dan keluarga kearah keridhaan Allah menjadi dasar tindakan seorang suami, maka akan terwujudlah keluarga muslim yang diberkahi Allah SWT.
Rasulullah saw. bersabda: "Sebaik-baik kamu adalah yang paling baik kepada keluarganya dan aku adalah orang yang paling baik terhadap keluargaku" (HR. urmudzi)

Tapi, bersikap baik dan lemah lembut bukan berarti membiarkan isteri dan keluarga melakukan kemungkaran dan bergelimang dengan dosa dan maksiat, kerena kalau ini yang terjadi berarti kita telah bersikap lalai terhadap tanggungjawab terhadap keluarga.

Enam, bangunlah keluarga dengan tarbiyah Islam
Salah satu ciri penting yang membedakan keluarga muslim dengan  yang bukan ialah pelaksanaan tarbiyah Islam yang benar di dalamnya. Setiap muslim dituntut supaya memberi perhatian serius mengenai perkara itu. Anggota keluarga yang tidak mendapat tarbiyah Islam atau yang lebih parah lagi jika tarbiyah mereka terus terabaikan, mereka bukan saja tidak mampu menyambung perjuangan Islam tetapi mungkin menjadi penghalang perjuangan itu.

Terakhir, ciptakan keteladanan dalam segala hal
Keteladanan sangat diperlukan dalam proses penanaman nilai-nilai Islam di dalam keluarga. Dengan keteladanan, kebaikan akan cepat diikuti dan punya pengaruh kuat bagi anggota keluarga. Seorang anak akan terbiasa melaksanakan adab-adab Islami manakala ia melihat dan mendapati kedua orang tuanya melazimkan dan memberikan contoh adab-adab tersebut dilakukan sejak ia kecil. Keteladanan orang tua akan memberikan suasana kondusif dan menjadi lahan subur bagi proses pendidikan anak.

Bila karekteristik di atas dapat diwujudkan di dalam keluarga-keluarga muslim saat ini, maka hal tersebut tidak hanya membentuk keluarga harmonis, namun juga menjadi peluang untuk melahirkan sebuah generasi ideal yang kita harapakan, bahkan sangat mungkin untuk mewujudkan kembali kejayaan dan kemuliaan dunia Islam yang sesungguhnya, yang merupakan impian panjang kaum muslimin yang belum terwujud sampai saat ini.

Wallahu alam bisshowab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar