Ikhwah wal akhawat rahimakumullah
Allah SWT berfirman : “Dan di antara tanda-tanda
kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri,
supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di
antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir”. (30: 21)
Ayat di atas menegaskan hakikat dan tujuan
pembentukan keluarga, dan Allah menjadikannya sebagai bagian dari tanda-tanda
kekuasaannya. Inti dari pembentukan keluarga adalah terjalinnya keluarga yang
harmonis -sakinah (ketenangan hidup), mawaddah (saling mencintai)
dan rahmah (saling mengasihi), sehingga mendatangkan ridho Allah SWT.
Keluarga merupakan pabrik pencetak generasi,
yang dengannya masyarakat yang baik dan shalih akan terbentuk.
Namun kenyataannya, kebanyakan dari keluarga
saat ini tidak lagi memainkan peran dan fungsinya dengan baik. Sehingga kalau
hari ini kita mendapati banyak pemimpin yang zalim dan tidak amanah, pedagang
yang tidak jujur, pendidik yang berakhlak buruk, pemuda yang menyimpang, kaum
wanita yang mengumbar aurat, serta berbagai bentuk penyimpangan dalam aqidah
dan ibadah; itu merupakan buah yang diperoleh karena telah hilangnya
nilai-nilai Islam dalam banyak keluarga muslim.
Rasulullah SAW bersabda dalam salah satu
hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a.:
كُلُّ
مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ
يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ ،
"Setiap anak dilahirkan dalam
keadaan fitrah, maka kedua orang tuanyalah yang membentuk dia menjadi Yahudi,
Nashrani atau majusi" (HR. Bukhari)
Hadits di atas dengan gamblang menjelaskan bahwa peran keluarga
sangat besar dalam menanamkan nilai-nilai pada anggotanya. Keluargalah
lingkungan pertama yang akan membentuk watak seseorang.
Ikhwan wa akhawat hafidzokumullah
Besarnya ihtimam (perhatian) Islam terhadap kehidupan
keluarga menunjukkan pentingnya posisi dan peran keluarga. Islam menghendaki
nilai-nilai dan ajaran Islam dapat ditegakkan dalam seluruh aspek kehidupan
termasuk dalam kehidupan keluarga.
Setiap muslim yang hendak membentuk sebuah rumah tangga hendaknya
memahami dengan benar tujuan berkeluarga. Ia juga harus mengetahui bagaimana
proses pembentukan keluarga, termasuk bagaimana memilih pasangan hidup yang
akan menemaninya dalam mengarungi bahtera rumah tangga.
Ikatan keluarga yang dibentuk oleh seorang muslim dan muslimah
merupakan ikatan yang penuh dengan keberkahan. Dengannya, keduanya saling
menghalalkan. Dengannya pula, keduanya memulai rihlah thawilah
(perjalanan panjang), dalam suasana saling mencintai, menyayangi dan menghargai.
Dengan ikatan ini, lahirlah rasa tentram dan tenang serta
kebahagiaan hidup yang saling memahami, tolong-menolong dan nasihat-menasehati.
Dan dari sinilah, terbentuk sebuah keluarga muslim yang harmonis yang kelak
menjadi labinah (batu bata) yang kokoh bagi terbentuknya masyarakat
muslim.
Ikhwah wa akhawat ad-daiyah
Sebagai keluarga dakwah, kita adalah cermin bagi keluarga di
sekitar kita. Kita adalah teladan bagi keluarga madu di sekeliling kita.
Keharmonisan keluarga kita menjadi sorotan utama melebihi pelajaran taklim dan
materi dakwah yang kita sampaikan kepada mereka.
Karena itu, perhatikanlah beberapa karakteristik berikut ini yang
harus terwujud dalam sebuah keluarga muslim yang harmonis.
Pertama, dirikanlah keluarga di atas landasan Ibadah kepada Allah
SWT
Seluruh proses berkeluarga
yang dimulai dari niat membentuk keluarga, memilih pasangan, pelaksanaan aqad
nikah dan walimah serta seluruh interaksi yang terjadi setelahnya, hendaknya
dibingkai dengan tujuan untuk beribadah kepada Allah dan untuk mengharapkan
ridho-Nya. Hindarilah semua perbuatan yang melanggar syariat Allah SWT dan
petunjuk Rasulullah SAW. Dengan demikian, berumahtangga bagi seorang mukmin
ialah untuk melaksanakan penghambaan diri kepada Allah. Bukan sebaliknya, menghalanginya
dari tugas utama tersebut.
Kedua, terapkanlah Islam secara kaaffah dan tegakkan nilai-nilai
Al-Quran dan sunnah Rasulullah dalam segala urusan rumah tangga.
Usahakanlah semaksimal
mungkin, keluarga yang kita bina adalah laboratorium pertama dan utama dalam
penerapan syariat Islam: dalam hubungan antara suami isteri, hubungan orang tua
dengan anak-anak, maupun hubungan anggota keluarga dengan kerabat dan
masyarakatnya.
Ketiga, hidupkanlah suasana amar maruf nahi munkar dan nasihat
menasehati.
Keluarga muslim merupakan
keluarga yang di dalamnya berhimpun individu-individu yang berkumpul karena
Allah SWT, saling mengajak kepada ketaatan dan ketakwaan kepada-Nya, saling
menyuruh kepada yang baik dan mencegah dari yang mungkar.
Dari situlah, pembiasaan
amar maruf nahi mungkar yang diterapkan dalam keluarga selanjutnya diperluas
dan diterapkan kepada tetangga serta masyarakat sekitarnya. Hal ini
dilaksanakan sebagai wujud tanggungjawab menebar kebaikan dan menyebarkan
nilai-nilai Islam di tengah-tengah masyarakat.
Keempat, wujudkan suasana kasih sayang dalam keluarga
Dalam surah ar-Rum ayat 21,
Allah SWT berfirman: "Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia
menciptakan untukmu isteri-isteri daripada jenismu supaya kamu cenderung dan
merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antara kamu rasa mawaddah dan
rahmat. Sesungguhnya pada yang demikian benar-benar terdapat tanda-tanda bagi
kaum yang berftkir. "
lbnu Abbas mengatakan, "Mawaddah adalah cinta kasih seorang
suami kepada isterinya, dan rahmah adalah kasih sayang seorang suami agar
isterinya jangan sampai menderita atau mengalami kesusahan."
Suasana rumahtangga yang dibina di atas dasar cinta dan kasih
sayang yang suci ini akan menenteramkan dan memberi ketenangan kepada jiwa.
Dalam hal ini tiada contoh yang lebih baik dan tepat daripada rumah tangga
Rasuluillah SAW yang dibina bersama dengan Ummul Muminin Khadijah dan Ummahatul
Muminin lainnya.
Kelima, bergaullah dalam keluarga atas dasar Al-Muasyaroh bil
Maruf
Al-Muasyaroh bil Maruf
ialah: Pergaulan dan hidup bersama secara baik yang diridhai Allah. Tidak
dikatakan sesuatu itu maruf melainkan ia baik dan diridhai Allah serta jauh
pula dari kemungkaran, kemaksiatan, penganiayaan, kedzaliman dan sebagainya.
Karena itu, pergaulan suami
isteri hendaklah didasarkan atas tujuan meraih keridhaan Allah, serta
semata-mata mengharapkan balasan dari-Nya. Manakala pendidikan dan bimbingan
kepada isteri dan keluarga kearah keridhaan Allah menjadi dasar tindakan
seorang suami, maka akan terwujudlah keluarga muslim yang diberkahi Allah SWT.
Rasulullah saw. bersabda: "Sebaik-baik
kamu adalah yang paling baik kepada keluarganya dan aku adalah orang yang
paling baik terhadap keluargaku" (HR. urmudzi)
Tapi, bersikap baik dan lemah lembut bukan berarti membiarkan
isteri dan keluarga melakukan kemungkaran dan bergelimang dengan dosa dan
maksiat, kerena kalau ini yang terjadi berarti kita telah bersikap lalai
terhadap tanggungjawab terhadap keluarga.
Enam, bangunlah keluarga dengan tarbiyah Islam
Salah satu ciri penting yang
membedakan keluarga muslim dengan yang
bukan ialah pelaksanaan tarbiyah Islam yang benar di dalamnya. Setiap muslim
dituntut supaya memberi perhatian serius mengenai perkara itu. Anggota keluarga
yang tidak mendapat tarbiyah Islam atau yang lebih parah lagi jika tarbiyah
mereka terus terabaikan, mereka bukan saja tidak mampu menyambung perjuangan
Islam tetapi mungkin menjadi penghalang perjuangan itu.
Terakhir, ciptakan keteladanan dalam segala
hal
Keteladanan
sangat diperlukan dalam proses penanaman nilai-nilai Islam di dalam keluarga.
Dengan keteladanan, kebaikan akan cepat diikuti dan punya pengaruh kuat bagi
anggota keluarga. Seorang anak akan terbiasa melaksanakan adab-adab Islami
manakala ia melihat dan mendapati kedua orang tuanya melazimkan dan memberikan
contoh adab-adab tersebut dilakukan sejak ia kecil. Keteladanan orang tua akan
memberikan suasana kondusif dan menjadi lahan subur bagi proses pendidikan
anak.
Bila karekteristik di atas dapat diwujudkan
di dalam keluarga-keluarga muslim saat ini, maka hal tersebut tidak hanya
membentuk keluarga harmonis, namun juga menjadi peluang untuk melahirkan sebuah
generasi ideal yang kita harapakan, bahkan sangat mungkin untuk mewujudkan
kembali kejayaan dan kemuliaan dunia Islam yang sesungguhnya, yang merupakan
impian panjang kaum muslimin yang belum terwujud sampai saat ini.
Wallahu alam bisshowab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar