Selasa, 13 Mei 2014

Mengetuk Pintu Langit di Sepertiga Malam Terakhir



Akhi dan Ukhti fillah…
Tugas dan beban hidup begitu banyak menggelayuti tubuh kita. Bungkuk dan terseok jalan kita kalau tugas-tugas itu berupa materi kasar dan berat. Tugas-tugas pekerjaan, urusan rumah tangga dan anak-anak, tugas-tugas kemasyarakatan, terutama tugas-tugas dakwah. Kita tentu siap menghadapi semua itu sebagai konseksueksi seorang Muslim yang punya kepedulian terhadap nasib Islam dan ummatnya.
Tenaga dan pikiran sangat terbatas, waktu yang tersedia rasanya tidak mencukupi. Target-target yang harus dicapai terasa berat. Tantangan dan hambatan begitu banyak menghadang. Belum lagi kondisi diri yang tidak selalu fit baik secara fisik maupun mental spiritual. Kalau bukan karena kehidupan berjamaah, di mana tangan kita bergandeng terajut bersama tangan-tangan lain untuk mengangkat beban-beban itu, tentu tak sanggup kita memanggulnya seorang diri.
Akhi dan Ukhti fillah….
Agar beban terasa ringan, ada baiknya kita sejenak luangkan waktu untuk tumpahkan duka dan curahkan perasaan, mengadukan kelemahan kita kepada yang Maha Kuat, mengakui kekerdilan diri kepada yang Maha Besar, menyambung nafas kita yang tersengal-sengal itu dengan yang Maha Kuasa atas segala sesuatu di sepertiga malam terakhir, di keheningan alam, di kala makhluk Allah larut dalam dekapan mimpi. Kala Tuhan semesta alam turun ke langit dunia untuk mendengarkan bisikan hamba-Nya.
Akhi dan Ukhti fillah…
Disebutkan dalam sebuah hadits
عَنْ جَابِرٍ قَالَ سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّ فِي اللَّيْلِ لَسَاعَةً لَا يُوَافِقُهَا رَجُلٌ مُسْلِمٌ يَسْأَلُ اللَّهَ خَيْرًا مِنْ أَمْرِ الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ إِلَّا أَعْطَاهُ إِيَّاهُ وَذَلِكَ كُلَّ لَيْلَةٍ
Dari Jabir r.a, ia barkata, “Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya pada malam hari itu benar-benar ada saat di mana tidaklah seorang muslim menepatinya untuk memohon kepada Allah suatu kebaikan dunia dan akhirat, melainkan pasti Allah akan memberikannya (mengabulkannya), dan itu (terjadi) setiap malam.” (H.R. Muslim dan Ahmad)
Qiyamullail merupakan sarana berkomunikasi seorang muslim dengan Rabbnya, di mana ia merasakan kelezatan munajat dengan Pencipta, berdo’a, beristighfar, bertasbih dan memuji-Nya. Dengan harapan kirnaya Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang mempermudah semua aspek kehidupan hamba-Nya, baik pribadi, keluarga, masyarakat maupun negara. Begitu pula aspek da’wah, pendidikan, ekonomi, sosial, budaya maupun politik. Dia akan dekat dengan Rabbnya, diampuni dosanya, dihormati sesama dan menjadi penghuni surga yang disediakan untuknya.

QIYAMULLAIL MENDEKATKAN DIRI KEPADA ALLAH

Orang yang kontinyu mengerjakan qiyamulail pasti dicintai dan dekat dengan Allah. Rasulullah saw. bersabda,
عَلَيْكُمْ بِقِيَامِ اللَّيْلِ فَإِنَّهُ دَأَبُ الصَّالِحِينَ قَبْلَكُمْ وَإِنَّ قِيَامَ اللَّيْلِ قُرْبَةٌ إِلَى اللَّهِ وَمَنْهَاةٌ عَنْ الْإِثْمِ وَتَكْفِيرٌ لِلسَّيِّئَاتِ وَمَطْرَدَةٌ لِلدَّاءِ عَنْ الْجَسَدِ
Hendaklah kalian melakukan shalat malam, karena hal itu tradisi orang-orang shalih sebelummu, mendekatkan diri kepada Allah, menghapus dosa, menolak penyakit dan pencegah dari dosa, menghapus kesalahan, dan mengusir penyakit dari tubuh." (HR. Tirmidzi)
Akhi dan Ukhti fillah…
Dapat dipahami bahwa qiyamulail selain mendekatkan diri kepada Allah dapat mencetak keshalihan dan kesehatan fisik dari penyakit dan batin dari lumuran dosa. Berbagai kebaikan dan manfaat Allah sediakan untuk hamba melalui sarana qiyamulail. Tak cukupkah dipahami, bagaimana tingkat kuatnya ruhiyah seseorang yang dapat mengusir kantuk menghasung penat lalu berangkat berwudhu untuk menghadap rabbnya. Jasadnya sesungguhnya punya hak untuk istirahat dari penat nya siang, namun sebagian waktu istirahatnya itu diabaikan demi Tuhannya.
Dari Sahal bin Sa’ad ra, ia berkata, "Malaikat Jibril datang kepada Nabi saw. lalu berkata,
يَا مُحَمَّد ، عِشْ مَا شِئْتَ فَإِنَّكَ مَيِّتٌ ، وَأَحْبِبْ مَنْ أَحْبَبْتَ فَإِنَّكَ مُفَارِقُهُ ، وَاعْمَلْ مَا شِئْتَ فَإِنَّكَ مَجْزِيٌّ بِهِ » ثُمَّ قَالَ : « ياَ مُحَمَّد شَرَفُ الْمُؤْمِنِ قِيَامُ الَّليْلِ وَعِزُّهُ اسْتِغْنَاؤُهُ عَنِ النَّاسِ
“Malaikat Jibril as datang kepada Nabi SAW lalu berkata : Wahai Muhamad hiduplah sebebas-bebasnya akhirnyapun kamu akan mati. Cintalah siapa saja yang kamu cintai pasti kamu akan berpisah dengannya. Berbuatlah semaumu, pasti akan dapat balasan." Kemudian ia melanjutkan, "Kemuliaan orang mukmin dapat diraih dengan melakukan shalat malam dan harga dirinya dapat ditemukan dengan tidak minta tolong orang lain." (Hakim)
Seorang da’i yang ingin mulia di sisi Allah dan di sisi manusia hendaknya ia membiasakan qiyamulail. Wajahnya akan ceria, karena dia bermunajat dengan Ar-Rahman maka terpancar lah nur dari wajahnya. Maka ia akan dicintai oleh sesama manusia karena Allah mencintainya.

QIYAMULLAIL PENYEBAB MASUK SURGA

Tirmidzi meriwayatkan dari Abdullah bin Salam dari Nabi saw. bersabda :
أَيُّهَا النَّاسُ أَفْشُوا السَّلَامَ وَأَطْعِمُوا الطَّعَامَ وَصَلُّوا وَالنَّاسُ نِيَامٌ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ بِسَلَامٍ
“Wahai manusia sebarkanlah salam, berikanlah makanan dan shalt malamlah pada waktu orang-orang tidur, kalian kan masuk surga dengan selamat." (Tirmidzi)
Seorang da’i yang ingin berhasil dakwahnya harus menabur kasih sayang kepada seluruh lapisan masyarakat. Hal itu dapat digapai dengan wajah yang berseri-seri, mengucapkan salam, mengulurkan bantuan dan silaturahim dan pada malam hari memohon kepada Allah diawali dengan qiyamulail, namun mereka yang kontinyu melaksanakan qiyamulail sangat sedikit jumlahnya, semoga kita termasuk kelompok ini yang dapat masuk surga Allah.

KIAT-KIAT MEMPERMUDAH QIYAMULLAIL

Akhi dan Ukhti fillah…
Qiyamullail memerlukan kesungguhan dan kebulatan tekad, jika demikian akan sangat mudah merealisasikannya dengan izin Allah, berikut ini kiat-kiat pendorong meninggalkan tempat tidur untuk bermunajat dengan yang maha pengasih.
1.       Memprogram aktivitas 24 jam
2.       Memahami kebutuhan jasmani, aqli dan rohani dan diberikan dengan seimbang
3.       Menghindari maksiat. Sufyan Ats-tsauri berkata: “saya sulit sekali melakukan qiyamulail selama lima bulan disebabkan satu dosa yang saya lakukan”
4.       Mengetahui fadhilah dan keistimewaannya
5.       Merasakan bahwa Allah dan Rasul-Nya yang mengajak Anda untuk qiyamulail
6.       Tidur sesuai dengan adab Islam
7.       Memahami bahwa Allah tertawa karena Anda melakukan shalat
8.       Memohon kepada Allah agar dipermudah bangun malam.
9.       Mempunyai perasaan bermunajat dengan Allah yang maha kasih sayang
Inilah yang dapat disajikan kepada akhi dan ukhti fillah, tentang urgensi, keutamaan dan kiat-kiat qiyamullail. Semoga memberikan motivasi kepada kita menjadi orang yang dekat dengan Allah, mulia disisi Allah dan disisi manusia yang akhirnya menjadi penghuni surga.
Akhi dan Ukhti fillah…
Untuk kemenangan dakwah. Untuk kejayaan Islam. Demi berkibarnya panji-panji Muhammad. Demi tegaknya keadilan di muka bumi dan tersebarnya rahmat Allah. Bangunlah akhi, ukhti di sepertiga malam terakhir. Ketuk lah pintu langit. Jika berjuta tangan mengetuk untuk satu tujuan, satu keinginan, akan terasa kuat getaran dan gedoran nya. Dan Allah tidak pernah mengingkari janji
Rasulullah saw. bersabda,
يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الْآخِرُ فَيَقُولُ مَنْ يَدْعُونِي فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ
"Tuhan kita Tabaraka wa Ta'ala turun pada setiap malam ke langit dunia, saat tersisa sepertiga malam terakhir lalu Dia berfirman, 'Siapa yang berdoa kepada-Ku pasti Aku kabulkan, siapa yang meminta-Ku pasti Aku beri, dan siapa meminta ampunan kepada-Ku Aku akan mengampuninya." (Bukhari Muslim).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar