Akhi dan Ukhti fillah…
Tugas dan beban
hidup begitu banyak menggelayuti tubuh kita. Bungkuk dan terseok jalan kita
kalau tugas-tugas itu berupa materi kasar dan berat. Tugas-tugas pekerjaan,
urusan rumah tangga dan anak-anak, tugas-tugas kemasyarakatan, terutama
tugas-tugas dakwah. Kita tentu siap menghadapi semua itu sebagai konseksueksi
seorang Muslim yang punya kepedulian terhadap nasib Islam dan ummatnya.
Tenaga dan
pikiran sangat terbatas, waktu yang tersedia rasanya tidak mencukupi.
Target-target yang harus dicapai terasa berat. Tantangan dan hambatan begitu
banyak menghadang. Belum lagi kondisi diri yang tidak selalu fit baik secara
fisik maupun mental spiritual. Kalau bukan karena kehidupan berjamaah, di mana
tangan kita bergandeng terajut bersama tangan-tangan lain untuk mengangkat
beban-beban itu, tentu tak sanggup kita memanggulnya seorang diri.
Akhi dan Ukhti fillah….
Agar beban
terasa ringan, ada baiknya kita sejenak luangkan waktu untuk tumpahkan duka dan
curahkan perasaan, mengadukan kelemahan kita kepada yang Maha Kuat, mengakui
kekerdilan diri kepada yang Maha Besar, menyambung nafas kita yang
tersengal-sengal itu dengan yang Maha Kuasa atas segala sesuatu di sepertiga
malam terakhir, di keheningan alam, di kala makhluk Allah larut dalam dekapan
mimpi. Kala Tuhan semesta alam turun ke langit dunia untuk mendengarkan bisikan
hamba-Nya.
Akhi dan Ukhti fillah…
Disebutkan dalam sebuah hadits
عَنْ
جَابِرٍ قَالَ سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ
إِنَّ فِي اللَّيْلِ لَسَاعَةً لَا يُوَافِقُهَا رَجُلٌ مُسْلِمٌ يَسْأَلُ اللَّهَ
خَيْرًا مِنْ أَمْرِ الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ إِلَّا أَعْطَاهُ إِيَّاهُ وَذَلِكَ
كُلَّ لَيْلَةٍ
Dari
Jabir r.a, ia barkata, “Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya
pada malam hari itu benar-benar ada saat di mana tidaklah seorang muslim
menepatinya untuk memohon kepada Allah suatu kebaikan dunia dan akhirat,
melainkan pasti Allah akan memberikannya (mengabulkannya), dan itu (terjadi) setiap
malam.” (H.R. Muslim dan Ahmad)
Qiyamullail
merupakan sarana berkomunikasi seorang muslim dengan Rabbnya, di mana ia
merasakan kelezatan munajat dengan Pencipta, berdo’a, beristighfar, bertasbih
dan memuji-Nya. Dengan harapan kirnaya Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
mempermudah semua aspek kehidupan hamba-Nya, baik pribadi, keluarga, masyarakat
maupun negara. Begitu pula aspek da’wah, pendidikan, ekonomi, sosial, budaya
maupun politik. Dia akan dekat dengan Rabbnya, diampuni dosanya, dihormati
sesama dan menjadi penghuni surga yang disediakan untuknya.
QIYAMULLAIL MENDEKATKAN DIRI KEPADA ALLAH
Orang yang kontinyu mengerjakan qiyamulail pasti dicintai dan dekat
dengan Allah. Rasulullah saw. bersabda,
عَلَيْكُمْ بِقِيَامِ اللَّيْلِ فَإِنَّهُ
دَأَبُ الصَّالِحِينَ قَبْلَكُمْ وَإِنَّ قِيَامَ اللَّيْلِ قُرْبَةٌ إِلَى اللَّهِ
وَمَنْهَاةٌ عَنْ الْإِثْمِ وَتَكْفِيرٌ لِلسَّيِّئَاتِ وَمَطْرَدَةٌ لِلدَّاءِ عَنْ
الْجَسَدِ
“Hendaklah
kalian melakukan shalat malam, karena hal itu tradisi orang-orang shalih
sebelummu, mendekatkan diri kepada Allah, menghapus dosa, menolak penyakit dan
pencegah dari dosa, menghapus kesalahan, dan mengusir penyakit dari
tubuh." (HR. Tirmidzi)
Akhi dan Ukhti fillah…
Dapat dipahami bahwa qiyamulail selain mendekatkan diri kepada Allah
dapat mencetak keshalihan dan kesehatan fisik dari penyakit dan batin dari
lumuran dosa. Berbagai kebaikan dan manfaat Allah sediakan untuk hamba melalui
sarana qiyamulail. Tak cukupkah dipahami, bagaimana tingkat kuatnya ruhiyah
seseorang yang dapat mengusir kantuk menghasung penat lalu berangkat berwudhu
untuk menghadap rabbnya. Jasadnya sesungguhnya punya hak untuk istirahat dari
penat nya siang, namun sebagian waktu istirahatnya itu diabaikan demi Tuhannya.
Dari Sahal bin Sa’ad ra, ia berkata, "Malaikat Jibril datang kepada
Nabi saw. lalu berkata,
يَا مُحَمَّد ، عِشْ مَا شِئْتَ فَإِنَّكَ مَيِّتٌ ، وَأَحْبِبْ مَنْ أَحْبَبْتَ فَإِنَّكَ مُفَارِقُهُ ، وَاعْمَلْ مَا شِئْتَ
فَإِنَّكَ مَجْزِيٌّ بِهِ » ثُمَّ قَالَ : « ياَ مُحَمَّد شَرَفُ الْمُؤْمِنِ قِيَامُ
الَّليْلِ وَعِزُّهُ اسْتِغْنَاؤُهُ عَنِ النَّاسِ
“Malaikat Jibril as datang kepada Nabi SAW lalu berkata :
Wahai Muhamad hiduplah sebebas-bebasnya akhirnyapun kamu akan mati. Cintalah
siapa saja yang kamu cintai pasti kamu akan berpisah dengannya. Berbuatlah
semaumu, pasti akan dapat balasan." Kemudian ia melanjutkan,
"Kemuliaan orang mukmin dapat diraih dengan melakukan shalat malam dan
harga dirinya dapat ditemukan dengan tidak minta tolong orang lain." (Hakim)
Seorang da’i yang ingin mulia di sisi Allah dan di sisi manusia
hendaknya ia membiasakan qiyamulail. Wajahnya akan ceria, karena dia bermunajat
dengan Ar-Rahman maka terpancar lah nur dari wajahnya. Maka ia akan dicintai
oleh sesama manusia karena Allah mencintainya.
QIYAMULLAIL PENYEBAB MASUK SURGA
Tirmidzi meriwayatkan dari Abdullah bin Salam dari Nabi saw. bersabda :
أَيُّهَا
النَّاسُ أَفْشُوا السَّلَامَ وَأَطْعِمُوا الطَّعَامَ وَصَلُّوا وَالنَّاسُ نِيَامٌ
تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ بِسَلَامٍ
“Wahai manusia sebarkanlah salam, berikanlah makanan dan shalt malamlah
pada waktu orang-orang tidur, kalian kan
masuk surga dengan selamat." (Tirmidzi)
Seorang da’i yang ingin berhasil dakwahnya harus menabur kasih sayang
kepada seluruh lapisan masyarakat. Hal itu dapat digapai dengan wajah yang
berseri-seri, mengucapkan salam, mengulurkan bantuan dan silaturahim dan pada
malam hari memohon kepada Allah diawali dengan qiyamulail, namun mereka yang
kontinyu melaksanakan qiyamulail sangat sedikit jumlahnya, semoga kita termasuk
kelompok ini yang dapat masuk surga Allah.
KIAT-KIAT MEMPERMUDAH QIYAMULLAIL
Akhi dan Ukhti
fillah…
Qiyamullail
memerlukan kesungguhan dan kebulatan tekad, jika demikian akan sangat mudah
merealisasikannya dengan izin Allah, berikut ini kiat-kiat pendorong
meninggalkan tempat tidur untuk bermunajat dengan yang maha pengasih.
1.
Memprogram aktivitas 24 jam
2.
Memahami kebutuhan jasmani, aqli dan rohani dan
diberikan dengan seimbang
3.
Menghindari maksiat. Sufyan Ats-tsauri berkata: “saya
sulit sekali melakukan qiyamulail selama lima
bulan disebabkan satu dosa yang saya lakukan”
4.
Mengetahui fadhilah dan keistimewaannya
5.
Merasakan bahwa Allah dan Rasul-Nya yang mengajak
Anda untuk qiyamulail
6.
Tidur sesuai dengan adab Islam
7.
Memahami bahwa Allah tertawa karena Anda melakukan
shalat
8.
Memohon kepada Allah agar dipermudah bangun malam.
9.
Mempunyai perasaan bermunajat dengan Allah yang
maha kasih sayang
Inilah yang dapat disajikan kepada akhi dan ukhti fillah, tentang
urgensi, keutamaan dan kiat-kiat qiyamullail. Semoga memberikan motivasi kepada
kita menjadi orang yang dekat dengan Allah, mulia disisi Allah dan disisi
manusia yang akhirnya menjadi penghuni surga.
Akhi dan Ukhti fillah…
Untuk kemenangan dakwah. Untuk kejayaan Islam. Demi berkibarnya
panji-panji Muhammad. Demi tegaknya keadilan di muka bumi dan tersebarnya
rahmat Allah. Bangunlah akhi, ukhti di sepertiga malam terakhir. Ketuk lah
pintu langit. Jika berjuta tangan mengetuk untuk satu tujuan, satu keinginan,
akan terasa kuat getaran dan gedoran nya. Dan Allah tidak pernah mengingkari
janji
Rasulullah saw. bersabda,
يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى
كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الْآخِرُ
فَيَقُولُ مَنْ يَدْعُونِي فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِي
فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ
"Tuhan kita Tabaraka wa Ta'ala turun pada setiap malam ke
langit dunia, saat tersisa sepertiga malam terakhir lalu Dia berfirman, 'Siapa
yang berdoa kepada-Ku pasti Aku kabulkan, siapa yang meminta-Ku pasti Aku beri,
dan siapa meminta ampunan kepada-Ku Aku akan mengampuninya." (Bukhari
Muslim).