Selasa, 02 November 2010

Tuntunan Sholat Ied

1. Sholat Ied hukumnya sunnah

Muttafaq ‘alaih, dari hadits Thalhah bin Ubaidillah, ia berkata :

Artinya : "Telah datang seorang laki-laki penduduk Nejed kepada Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam, kepalanya telah beruban, gaung suaranya terdengar
tetapi tidak bisa difahami apa yang dikatakannya kecuali setelah dekat. Ternyata ia
bertanya tentang Islam. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab :
Shalat lima waktu dalam sehari dan semalam . Ia bertanya lagi : Adakah saya punya
kewajiban shalat lainnya ? Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab :
Tidak, melainkan hanya amalan sunnah saja . Beliau melanjutkan sabdanya : Kemudian
kewajiban berpuasa Ramadhan . Ia bertanya : Adakah saya punya kewajiban puasa yang
lainnya ?. Beliau menjawab : Tidak, melainkan hanya amalan sunnah saja . Perawi
mengatakan bahwa kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan
zakat kepadanya. Iapun bertanya : Adakah saya punya kewajiban lainnya ?. Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab : Tidak, kecuali hanya amalan sunnah saja .
Perawi mengatakan, Setelah itu orang ini pergi seraya berkata : Demi Allah, saya
tidak akan menambahkan dan tidak akan mengurangkan ini . Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda : Niscaya dia akan beruntung jika ia benar-benar ."

Dari hadits diatas, yang wajib hanya sholat 5 waktu, berarti diluar itu termasuk sholat Ied sunnah.


2. Idul Fitri disunnahkan makan, idul adha tidak makan.

Dari ‘Abdullah bin Buraidah, dari ayahnya, ia berkata, "Dahulu Rasulullah
SAW tidak pergi Shalat Hari Raya 'Iedul Fithri melainkan sesudah makan.
Dan tidak makan pada Hari Raya 'Iedul Adlha melainkan sesudah kembali
dari shalat". [HR. Tirmidzi juz 2, hal. 27, no. 540]


3. Berpakaian rapi

Dari Ja’far bin Muhammad, dari ayahnya, dari kakeknya, bahwasanya Nabi
SAW biasa memakai kain buatan Yaman pada tiap-tiap hari raya. [HR.
Baihaqiy juz 3, hal. 280]


4. Disunnahkan di lapangan

Abu Sa’id Al-Khudriy -radhiyallahu ‘anhu- berkata,

كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَخْرُجُ يَوْمَ الْفِطْرِ وَالْأَضْحَى إِلَى الْمُصَلَّى فَأَوَّلُ شَيْءٍ يَبْدَأُ بِهِ الصَّلَاةَ ثُمَّ يَنْصَرِفُ فَيَقُوْمُ مُقَابِلَ النَّاسِ وَالنَّاسُ جُلُوْسٌ عَلَى صُفُوْفِهِمْ فَيَعِظُهُمْ وُيُوْصِيْهِمْ وَيَأْمُرُهُمْ فَإِنْ كَانَ يُرِيْدُ أَنْ يَقْطَعَ بَعْثًا قَطَعَهُ أَوْ يَأْمُرُ بِشَيْءٍ

أَمَرَ بِهِ ثُمَّ يَنْصَرِفُ

"Dulu Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam- keluar di hari raya idul fitri dan
idul adha menuju lapangan. Maka sesuatu yang paling pertama kali beliau mulai
adalah shalat ied, kemudian beliau berbalik dan berdiri menghadap manusia,
sedangkan manusia duduk pada shaf-shaf mereka. Beliau pun memberikan nasihat dan
wasiat kepada mereka, serta memberikan perintah kepada mereka. Jika beliau ingin
mengirim suatu utusan, maka beliau putuskan (tetapkan), atau jika beliau
memerintahkan sesuatu, maka beliau akan memerintahkannya. Lalu beliau pun pulang".
[HR. Al-Bukhariy dalam Shohih-nya(913) dan Mulim dalam Shohih-nya (889)]


5. Wanita haid disunnahkan menghadiri

hadits Ummu Athiyah Radhiyallahu’ anha :

أمرنا أن نخرج الحيض يوم العيدين وذوات الخدور فيشهدان جماعة المسلمين ودعوتهم ويعتزل الحيض عن مصلاهن قالت امرأة يا رسول الله إحدانا ليس لها جلباب ؟ قال ( لتلبسها صاحبتها من جلبابها )

Artinya : “Kami diperintah untuk mengeluarkan wanita-wanita haid dan pada dua hari
raya agar mereka menyaksikan Jama’ah dan dakwah kaum muslimin dan wanita yang haid
diperintah untuk menjauhi tempat sholat wanita. Maka berkata seorang wanita : Wahai
Rasulullah , salah seorang dari kami tidak memiliki Jilbab” maka beliau berkata
:”:Hendaklah sahabatnya memakaikan padanya dari jilbab yang dia miliki” (HR.
Bukhori No. 334 dan Muslim No. 890)


6. Bertakbir waktu tiba ditempat sampai berdirinya sholat

Dan bagi Imam Bukhari, Ummu 'Athiyah berkata, "Kita diperintahkan
supaya membawa keluar wanita-wanita haidl lalu bertakbir bersama-sama
dengan orang banyak". [Dalam Nailul Authar juz 3, hal. 324]


7. Tidak ada adzan dan iqomat

أخبرني جابر بن عبدالله الأنصاري أن لا أذان للصلاة يوم الفطر حين يخرج الإمام ولا بعد ما يخرج ولا إقامة ولا نداء ولا شيء لا نداء يومئذ ولا إقامة

Artinya : “Telah mengabarkan kepadaku Jabir Bin Abdillah bahwa tidak ada adzan
pada hari ied ketika Imam keluar (untuk sholat). Dan tidak pula setelah imam
keluar, tidak ada Iqomah , tidak pula adzan dan tidak ada sesuatu apa pun. Tidak
adzan sa’at itu dan tidak pula iqomah” (HR. Muslim No. 886)


8. Tidak ada Sholat Sunnah Qobliyah maupun Ba'diyah

Dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata,

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- خَرَجَ يَوْمَ أَضْحَى أَوْ فِطْرٍ فَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ لَمْ يُصَلِّ قَبْلَهَا وَلاَ بَعْدَهَا

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah keluar pada hari Idul Adha atau
Idul Fitri, lalu beliau mengerjakan shalat ‘ied dua raka’at, namun beliau tidak
mengerjakan shalat qobliyah maupun ba’diyah ‘ied.“ (HR. Bukhari no. 964 dan Muslim no. 884.)


9. Shalat dulu, kemudian satu kali khutbah

Hadits Jabir bin Abdillah, beliau berkata,

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ يُكَبِّرُ بَيْنَ أَضْعَافِ الْخُطْبَةِ يُكْثِرُ فِي خُطْبَةِ الْعِيْدَيْنِ

“Aku shalat ‘ied bersama Rasulullah. Beliau mengawali shalat sebelum khotbah dengan
tanpa azan dan iqamat. Usai shalat, beliau berdiri dengan bersandar kepada Bilal,
kemudian memerintahkan agar bertakwa kepada Allah dan menaati-Nya, menasihati
manusia, dan mengingatkan mereka. Kemudian, beliau berlalu hingga sampai ke tempat
para wanita, menasihati, dan memberi peringatan kepada mereka. Sabdanya,
‘Bersedekahlah kalian, karena mayoritas kalian adalah bahan bakar neraka jahannam’.
Lantas ada seorang wanita yang paling cantik berdiri, pipinya kemerah-merahan,
dengan berkata, ‘Mengapa, wahai Rasulullah?’ Jawab beliau, ‘Karena kalian banyak
mengeluh dan mengufuri suami.’ Bilal berkata, ‘Mereka lantas menyedekahkan
perhiasan mereka dan diletakkan di baju Bilal berupa anting dan gelang.’” (Hr.
Bukhari, Muslim, dan lain-lain)

hadits ibnu Abbas Radhiyallahu’ anhuma :

قَالَ شَهِدْتُ الْعِيدَ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ فَكُلُّهُمْ كَانُوا يُصَلُّونَ قَبْلَ الْخُطْبَةِ

Artinya : “ Aku telah menyaksikan (sholat ) ied bersama Rasulullah Shalallahu ‘alahi
wassallam, Abu Bakar, Umar dan Utsman. Maka seluruhnya melakukan sholat sebelum
Khutbah” (HR. Bukhori No. 962 dan Muslim No. 884)

Dari hadits diatas dapat dilihat alkhuthbah, bukan alkhutbatain (dua khutbah)


10. Rakaat pertama 7 kali tabir, rakaat kedua 5 kali

hadits Aisyah Radhiyallahu’ anha :

أن رسول الله صلى الله عليه و سلم كان يكبر في الفطر والأضحى في الأولى سبع تكبيرات وفي الثانية خمسا .

Artinya : “ Sesungguhnya Rasulullah Shalallahu ‘alahi wassallam bertakbir pada hari
iedul fitri dan iedul adha pada raka’at pertama tujuh kali takbir dan pada raka’at
kedua lima kali takbir” takbir (HR. Abu Dawud No. 1149 Dishohihkan oleh Al-Albani
dalam Al-Irwaul Ghalil 3/106-112)


11. Mengucapkan “Taqobbalalloohu minnaa wa minkum

Para shahabat Rasulullah SAW jika bertemu satu dengan yang lain pada
Hari Raya saling mengucapkan, “Taqobbalalloohu minnaa wa minkum”.
[HR. Jubair bin Nufair]